Info Terbaru 2022

Pengertian, Jenis, Dan Pola Kalimat Ambigu Tertidak Ada Yang Kurang

Pengertian, Jenis, Dan Pola Kalimat Ambigu Tertidak Ada Yang Kurang
Pengertian, Jenis, Dan Pola Kalimat Ambigu Tertidak Ada Yang Kurang
 Sobat niscaya banyak yang masih resah dengan kalimat yang satu ini Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimat Ambigu Tertidak ada yang kurang
Add caption



Sobat niscaya banyak yang masih resah dengan kalimat yang satu ini. Maka dari itu mari kita bahas secara komplit dan mendetail. Ambigu atau ketaksaan ialah cuilan dari arti dari sebuah pengutaraan. Ambiguitas sanggup terjadi dalam banyak sekali tatanan bahasa, frasa, klausa dan kalimat.

Kalimat ambiguitas dibagi menjadi 3 jenis antara lain ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, ambiguitas leksikal. Mari kita bahas satu persatu semoga ludang keringh terang lagi.

Ambiguitas Fonetik

Ambiguitas fonetik ialah keambiguan yang mempunyai kesamaan suara dalam pengucapannya. Ambiguitas fonetik sering kita dengar pada percakapan sehari-hari hanya saja kita tidak menyadarinya.

Contoh:

Jangan menunjukkan tahu kepada dia!

Kalimat diatas terlihat abstrak pada kata tahu. Kata tersebut menciptakan kalimat mempunyai arti ganda. Tahu yang dimaksud apakah tahu dalam bentuk makanan atau tahu yang berarti memmemberikan informasi. Oleh lantaran itu pada Ambiguitas fonetik kita tidak sanggup mendengarkan hanya sepatah kalimat saja harus mendengarkan percakapan tersebut secara utuh.

Ambiguitas Gramatikal

Ambiguitas gramatikal ialah ketaksaan yang terjadi lantaran terjadi perpaduan kata dengan kata. Ambiguitas jenis ini hanya sanggup terlihat kadab dalam bentuk kata namun kadab berubah dalam bentuk kalimat ambiguitas gramatikal sudah tidak terlihat. Mari kita lihat teladan kalimat ambigu jenis ini.

Contoh:

"Orang tua"

Kata orang tua diatas mempunyai arti ganda antara lain orang yang tua atau ayah dan ibu. Namun jikalau kalimat tersebut terdapat dalam bentuk kalimat ambiguitasnya sudah tak terlihat lagi.

"Orang bau tanah itu ketidak ringan dan sepelean menyebrang jalan."
"Orang bau tanah andi sangat ramah sekali kepada kami."

Kalimat ambiguitas gramatikal lainnya ialah "budi, ayah ani pergi." kalimat itu sanggup diartikan menyerupai di bawah ini.

"Budi, ayah ani pergi" (Budi dan Ayah Ani pergi)
"Budi, ayah, ani pergi" (Semua pergi)

Jika dilihat pada kata-kata diatas merupakan keambiguan namun sesudah dimasukkan dalam bentuk kalimat keambiguan tersebut sudah tak terlihat lagi.

Ambiguitas Leksikal

Ambiguitas leksikal ialah keambiguan yang terjadi pada kata. Dalam setiap bahasa terutama Bahasa Indonesia banyak kata yang mempunyai arti ludang keringh dari satu. Mari kita lihat teladan dibawah ini.

Contoh:

Kata ambigu= "Bulan"
  1. Malam ini akan tiba bulan purnama. (Datang bulan berarti Asli)
  2. Aku tiba bulan setiap awal bulan. (Datang bulan berupa ketika tiba menstruasi pada wanita)

Kata ambigu= "Haram"
  1. Makanan itu haram dan dilarang dimakan. (Haram berarti lawan kata dari halal)
  2. Anak haram itu dibesarkan menjadi anak yang badung. (Anak haram berarti anak dilahirkan diluar nikah).
Keambiguitasan suatu bahasa terjadi lantaran adanya beberapa faktor penyebab antara lain:

Faktor-faktor Penyebab Ambiguitas

1.   Faktor Morfologi

Faktor penyebab morfologi yang pertama ialah morfologi yaitu penyebab yang berasal dari pembentukan kata itu sendiri.

Contoh:

"Masuk angin"
  1. Aku sedang masuk angin sehingga badanku menggigil.
  2. Kadab saya membuka pintu, masuklah angin kedalam rumah dengan sangat kencang.
Pada kalimat kedua sanggup dilihat maksud dari kata masuk angin berubah bentuk menjadi masuklah angin yang berarti ada angin yang masuk kedalam rumah. Contoh tersebut menerangkan bahwa keambiguan sanggup disebabkan dari pembentukan kata yang ada di dalam kalimat.

2.   Faktor Sintaksis/Susunan Kata

Sintaksis atau penyusunan kata sanggup mengakibatkan adanya keambiguan pada suatu kata di dalam kalimat.

Contoh: 

"Keras kepala"
  1. Anak itu sangat keras kepala sehingga tidak sanggup dimasukani.
  2. Limbad mempunyai kepala keras menyerupai watu di atraksinya tadi malam.
Pada kalimat kedua keras kepala berubah susunan katanya menjadi kepala keras yang berarti kepala yang keras. 

3.   Faktor Struktural

Keambiguan suatu kata sanggup dipengaruhi dari struktur kata pada kalimat tersebut.

Contoh:

"Budi, Adik Dika sedang sakit." (Budi dan Adik Dika yang sakit)
"Budi, Adik, Dika sedang sakit."(Ketiganya sedang sakit)
"Budi! Adik Dika sedang sakit." (Adik Dika yang sakit)

Pada kalimat diatas sanggup dilihat struktur kalimat sangat mensugesti arti dari kalimat tersebut. Perubahan arti dari suatu kalimat terjadi lantaran adanya pelengkap kata maupun tanda baca.

Nah itulah tamat dari perjumpaan kita pada kesempatan ini. Semoga artikel wacana teladan dan pengertian kalimat ambigu sanggup memberi manfaat untuk teman tiruana. Sampai jumpa!
Advertisement

Iklan Sidebar